REPRODUKSI TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semua makhluk hidup melakukan reproduksi termasuk tumbuhan. Reproduksi tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif merupakan perkembangan yang tidak melalui proses pembuahan hingga reproduksi ini tidak memerlukan sel kelamin. Akibatnya, sifat-sifat tumbuhan baru hasil reproduksi ini sama dengan tumbuhan induknya.. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi reproduksi vegetative alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi Vegetatif Alami yaitu salah satu reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami meliputi pembentukan tunas, umbi batang, umbi lapis,umbi akar, akar tunggal,dan geragih (Deden 2001: 35).
Pembentukan Tunas, tunas terjadi pada batang yang memiliki batang tunas. Batangnya ini biasanya terbenam didalam tanah. Melalui batuan suhu, pH, kelembapan, dan cadangan makanan yang cukup, bakal tunas tersebut akan tumbuh, contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adalah pisang (musa sp). Umbi akar merupakan akar yang termodifikasi menjadi umbi. Dari akar ini akan tumbuh tunas yagn akan menjadi individu baru. Perkembangbiakan jenis ini terdapat pada talas, dahlia, samara, dan sukun. Akar tunggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai akar didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada bunga tasbih, lengkuas, dan jahe (Nugroho 2006: 120).
Umbi lapis sebenarnya merupakan batang yang berlapis-lapis hasil modifikasi daun yang berada didalam tanah. Tunas akan tumbuh kesamping tumbuh induk dan akan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas yang tumbuh ini biasanya biasanya disebut suing. Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan terletak didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru. Contoh tumbuhan yang berkenbangbiak dengan tuber adalah kentang dan rumput teki. Pada rumput teki pembesaran batangnya tidak begitu nampak sehingga tidak lazim disebut umbi. Reproduksi dengan daun terjadi pada tumbuhan yang tepian daunnya dapat tumbuh (Kimball 1993: 354).
Gymnospermae adalah tananman biji terbuka. Disebut demikian karena tidak terbungkus daging buah sehingga tampak dari luar. Gymnospermae belum mempunyai bunga sebagai organ perkembangan biakannya. Alat kelamin jantan dan kelamin betinanya dihasilkan oleh sporofil yang berbentuk badan yang disebut Strobilus atau runjung atau konus. Gymonspermae berkelamin satu, alat kelamin jantan dan kelamin betinanya terletak pada Strobilus yang berbeda. Akibatnya, terdapat strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari (Nugroho 2006: 121).
Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara miosis mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akan tereduksi. Akibatnya, hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur. Reproduksi generatif pada angiospermae yang merupakan tumbuhan berbiji tertutup.Organ reproduksi angiospermae adalah bunga. Benang sari akan mengahasilkan sel kelamin jantan ataupun serbuksari, sedangkan putik akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur (Ashari 2002: 60).
Pembentukan putik serbuk terjadi di dalam kantung serbuk. Di dalam kantung serbuk terdapat banyak sel induk butir serbuk yang diploid. Sel induk butik serbuk ini kemudian akan membelah secara meiosis menjadi 4 sel butir serbuk (mikrospora) yang haploid, proses pembentukan tersebut akan menjadi bagian-bagian bunga yang lengkap (Kimball 1993: 356).
1.2. Tujuan Praktikum
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui sistem reproduksi pada beberapa contoh tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisme yang mempunyai tingkat reproduksi tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila dibandingkan dengan organisme yang mempunyai tingkat reproduksi rendah. Reproduksi merupakan ciri mahluk hidup yang bertujuan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi, yaitu reproduksi vegetatif (aseksual atau tak kawin) dan reproduksi generatif (seksual atau kawin). Tumbuhan pun mengalami kedua proses reproduksi tersebut. Reproduksi generatif atau seksual terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru. Individu baru inilah yang akan melanjutkan jenisnya masing-masing (Kimbal 1983: 339).
Kedua macam gamet pada organisme tingkat tinggi dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet. Peleburan dua macam gamet disebut singami. Singami adalah peristiwa suatu peristiwa yang didahulai dengan peristiwa fertilisasi yaitu pertemuan sperma dan sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Apabila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet. Proses vegetatif pada alga antara lain dengan membentuk zoospora atau spora kembar, fragmentasi, dan membelah diri. Dengan membentuk spoora kembar berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel (Nugroho 2006: 123).
Proses reproduksi pada tumbuhan berpembuluh atau kormofita. Misalkan pada tumbuhan paku. Pada tumbuhan paku terjadi metagenesis (pergiliran keturunan atau generatif dan vegetatif). Tumbuhan paku merupakan generasi sporofit yang menghasilkan spora. Daun paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sporofil dan tropofil. Sporofil adalah daun yang bersifat fertil atau subur mampu menghasilkan spora, xsedangkan tropofil adalah daun yang bersifat infertil atau mandul sehingga tidak dapat menhasilkan spora. Pada tumbuhan berbiji mengalami proses reproduksi secara vegetatif. Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan berbiji dibekan menjadi dua macam, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegegtatif buatan batuan (Ashari 2002: 54).
Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi yang terjadi secara alami tanpa bantuan manusia Cotoh dari repreoduksi vegetatif secara alami antara lain Rhizoma (akar rimpang) adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak dibawah permukaan tanah. Bentuk rhizoma mirip seperti akar, tetapi berbuku-buku (beruas-ruas) seperti batang dan pada ujungnya terdapat kuncup. Setiap buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan sitiap ketiak sisik terdapat tunas. Jika tunas diujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi tanaman baru, tanamn itu akan tetap dengan induknya sehingga membentuk rumpun. Rhizoma terdapat pada tanaman kunyit, temu lawak, lengkuas, dan sansiviera. Geragih atau stalon adalah batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah (Nugroho 2006: 123).
Pada geragih terdapat buku-buku dan tunas-tunas yang dapat tumbuh menjadi organisme baru. Dibagian bawah tunas dapat tumbuh akar-akar serabut baru. Kuncup bagian ujung umumnya menyentuh tanah. Setelah jauh dari induknya, ujung geragih akan membelok keatas dan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh bukan pada ujung batang maupun ketiak daun. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, kesemek, dan sukun. Umbi lapis merupakan tunas yang mengalami modifikasi, ,terdiri atas batang yang sangat pendek dan dibungkus oleh daun-daun yang berdaging, serta menyerupai sisik (Ashari 2002: 54).
Proses vegetatif buatan biasanya sering dilakukan untuk pembudidayaan tanaman. Misalnya mencangkok, merunduk, dan menyambung. Reproduksi secara generatif adalah proses reproduksi yang melibatkan peleburan atau fertilisasi sel kelamin dua sel kelamin (jantan dan betina). Pada tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan, terjadi proses penyerbukan (polinasi). Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), penyerbukan adalah melekatnya serbuk sari dikepala putik. Pada tumbuhan biji tertutup (Gymnospermae) penterbukan adalah melekatnya serbuk sari lansung pada bakal biji. Proses pembuahan atau fertilisasi adalah proses melebunya inti sperma dan sel telur. Fertilisasi terdiri dari dua macam pembuahan (Kimball 1993: 338).
Kedua macam pembuahan tersebut adalah pembuahan tunggal yang terjadi pada Gymnospermae yaitu sel telur + sel sperma akan menjadi 2n dan juga pembuahan ganda sel telur + sel sperma menjadi 2n dan inti kandung lembaga sekunder (2n) + inti sperma menjadi endosperm (3n). Pembuahan ganda merupakan pembuahan yang melibatkan dua pembvuahan yaitu endisperm yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Karena dalam satu ruang arkegonium terjadi pembuahan dua kali, maka dinamankan pembuahan ganda.berdadasarkan letak kelaminnya tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu .tumbuhan berumah yaitu tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betian dalam satu tumbuhan. Baik pada satu bunga maupun pada bunga yang lain (Nugroho 2006: 124)
Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam tumbuhan yang berbeda. Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuksari di kapal putik, penyerbukan dapat dibadakan menjadi Anemogami yaitu penyerbukan dengan batuan angin. Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin adakah bunga berukuran kecil, mahkota bunga berukuran kecilatau tidak mempunyai mahkota, warna mahkota bunga tidak berwarna, tidak mempunya kelenjar madu, tangkai bunga panjang, letak bunga jauh diatas daun serta serbuk sari kecil, sangat banyak dan ringan serbuk sari bergantungan,jika di goyang serbuk sari akan berhamburan, kepala putik besar dan berbulu menangkap (Ashari 2002: 4).
Hidrigami adalah penyerbukan dengan batuan air. Hidrigami terjadi pada Hydrilla sp, enceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan batuan air akan terjadi jika tumbuhan terendam didalm air. Zoidiogami penyerbukan dengam bantuan hewan. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh hewan memiliki ciri-ciri, bunga besar, warna mahkota bunga mencolok dengan aroma khas, memiliki kelenjar madu, serbuk sari bersifat lenket (mudah melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dapat dibedakan berdasarkan hewan yang membantu penyerbukan. Entomogami adalah penyerbukan dengan bantuan serangga (Nugroho 2006: 121).
Malakogami adalah penyerbukan dengan bantuan siput atau bekicot. Kiropterigami adalah penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Dan arnitogami adalah penyerbukan dengan bantuan burung. Antrropogami adalah penyerbukan dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara penyerbukan. Penyerbukan ini terjadi [ada tanaman vanili dan beberapa jenes anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul. Berdasarkan sampainya serbuk sari penyerbukan ada macam autogami, geitonogami, allogami (Kimball 1993: 339).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 Februari 2012, pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu alat tulis dan cutter atau silet. Sedangkan bahan yang dibutuhkan Alamanda sp, Canna sp, Caeasalpinia pulcherrima, Carica papaya, Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusi, dan Vanda sp.
3.3. Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan. Kemudian dipisahkan semua bahan yang dibawa sesuai dengan jenisnya (Angiospermae dan Gymnospermae). Lalu diamati organ reprodiksi pada tumbuhan selanjutnya bedah untuk dilihat organ bagian dalamnya, selanjutnya hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan.
ABSTRAK
Pratikum yang berjudul Reproduksi tumbuhan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengenal sistem reproduksi pada tumbuhan. Pratikum ini dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 17 Februari 2012, pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Adapun alat yang digunakan adalah alat tulis dan cutter. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu Alamanda sp, Carica papaya, Caesalpina pulcherima, canna sp, Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusii, dan Vanda sp. Adapun hasil yang didapat yaitu perbedaan antara Gymnospermae dan Angiospermae, serta gambar organ reproduksi pada tumbuhan. Sedangkan kesimpulan yang didapat adalah cara reproduksi pada tumbuhan dibagi menjadi dua cara yaitu cara generatif atau seksual dan vegetatif atau aseksual.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. HASIL
a. Alamanda sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Diviso : Magnolophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Genanales
Family : Apocynaceae
Genus : Alamanda
Spesies : Alamanda sp
Nama umum : Alamanda
Keterangan Gambar
1. Corrola
2. Petal
3. Pediculus
4. Ovarium
5. Ovul
6. Stylus
7. Stamen
8. Karpel
9. Stigma
b. Canna sp
Klasifikasi
Kigdom : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Kelas : Biliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna sp
Nama Umum : Bunga Tasbih
Keterangan Gambar
1. Corolla
2. Stamen
3. Calix
4. Ovul
5. Pediculus
6. Ovari
c. Caesalpina pulcherima
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpina
Spesies :Caesalpinapulcherima
Nama Umum : Bunga Merak
Keterangan Gambar
1. Anther
2. Stamen
3. Corolla
4. Petal
5. Stigma
6. Style
7. Ovul
d. Carica papaya
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Kelas : Dikotiledonae
Ordo : Cistales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
Nama Umum : Bunga pepaya
Keterangan gambar
1. Corolla
2. Calyx
3. Pediculus
4. Ovul
5. Ovarium
6. Stigma
7. Style
e. Hibiscis rosasinensis
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Kelas : Dikotiledonea
Ordo : Marvales
Family : Marvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosasinensis
Nama Umum : Bunga Sepatu
Keterangan gambar
1. Pedikulus
2. Calyx
3. Corolla
4. Ovarium
5. Filamen
6. Stigma
7. Anther
8. Stylius
9. Karpel
f. Pinus merkusii
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Kelas : Gymnospermae
Ordo : Coniferales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii
Nama Umum : Pinus
Keterangan gambar
1. Strobilus jantan
2. Radiks
3. Caulis
4. Folium
5. Strobilus betina
6. Ovarium
g. Vanda sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Kelas : Monokotyledonae
Ordo : Poales
Family : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda sp
Nama Umum : bunga anggrek
Keterangan gambar
1. Pidiculus
2. Corolla
3. Anther
4. calyx
BAB V
KESIMPULAN
Dari pratikum yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Reproduksi pada tumbuhan terjadi melalui dua cara yaitu vegetatif dan generatif
2. Reproduksi secara vegetatif terbagi menjadi dua yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
3. Reproduksi secara generatif terjadi pada tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae.
4. Organ reproduksi pada angiospermae, yaitu bunga yang merupakan modifikasi dari tunas.
5. Alamanda sp, Caesalpina pulcherima, Canna sp, Cararica papaya, Canda sp, dan Hibiscus rosasinensis termasuk dalam golongan angiosperma sedangkan Pinus mercusii termasuk dalam golongan gymnospermae.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011 . Reproduksi tumbuhan.http://id.Wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 19 Februari 2012, Pukul 12.28 WIB.
Anonimb. 2011. Reproduksi tumbuhan. http://www.scribd.com/doc/. Diakses pada tanggal 19 Feberuari 2012, Pukul 12.30 WIB.
Ashari, S. 2002. Pengantar Reproduksi Biologi Tanaman. Jakarta : Erlangga
Abdurahman, D. 2011. Biologi Kelompok Pertanian. Jakarta : Erlangga
Campbell, N.A,Mitchell,L.G and Reece J.B.2003. Biologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kimball. J.W. 1993. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Nugroho. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Tjitrosoepomo,Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yohyakarta
4.2. Pembahasan
Dari pratikum yang telah dilakukan didapatkan sistem reproduksi pada tumbuhan khususnya tumbuhan Angiospermae dan Gymnospermae. Yang termasuk dalam Angiospermae adalah Alamanda sp, Caesalpina pulcherima, Canna sp, Carica papaya, Hibiscus rosasinensis, dan vanda sp. Sedangkan Pinus merkusii termasuk dalam Gymnospermae. Menurut pendapat Ashari (2004: 55) , bahwa tumbuhan yang termnasuk Gymnospermae mempunyai ciri-ciri tidak mempunyai bunga sejati, tidak memiliki mahkota bunga. Bakal biji yang dimiliki oleh pinus mercusii terdapat diluar permukaan yang tidak dilindungi oleh daun buah.
Pinus mekusii merupakan tumbuhan yang menghasilkan dua jenis spora yang berlainan (heterospora), megaspora membentuk gamet betina dan mikrospora menghasilkan serbuk sari. Tanaman carica papaya merupakan jenis tumbuhan yang bunganya bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Menurut anomima (2011: 1), bahwa bunga pepaya memiliki mahkota, mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung bisa meruncing. Bunga pepaya jantan tumbuh pada tangkai panjang, bunga biasanya ditemukan disekitar daerah pucuk. Warna bunga ketika muda hijau gelap dan ketika masak hijau muda hingga kuning.
Penyerbukan pada tumbuhan ini dapat dilakukan dengan bernagai macam cara, baik autogami, anemogami, hidrogami, dan lain sebagainya. Sel kelamin jantannya berupa inti sperma yang tidak aktif. Hibiscus rosasinensis adadlah contoh dari bunga lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2003: 357), bahwa Hibiscus rosasinensis termasuk bunga lengkap, karena bunga lengkap adalah bunga yang memiliki sepal (kelopak bunga), mahkota bunga (petal), Stamen (benang sari), karpel (putik).
Benang sari dan putik mengandung sporangia yang berturut-turut adalah ruang tempat berkembangnya gemotofit jantan dan betina. Gemotofit jantan adalah serbuk sari yang mengandun sel sperma yang terbentuk didalam ruang kepala sari (anther) pada ujung serbuk sari. Gemotofit betina adalah struktur yang mengandung telur disebut kantung embrio. Kantung embrio berkembang didalam struktur yang disebut ovule (bakal biji), yang terbungkus oleh ovarium, hal ini berdasarkan pendapat (Ashari 2004: 55).
Pinus merkusii termasuk tumbuhan yang tergolong dalam gymnospermae atau biji terbuka. Menurut Tjitrosoepomo (2004: 27), bahwa tumbuhan berbiji terbuka memiliki batang tegak lurus dan bercabang-cabang. Sisitem peretulangan daun tidak banyak ragamnya. Bunga sesungguhnya belum ada, sporofil terpisah-pisah dan membentuk stobilus jantan dan strobilus betina. Canna sp atau yang lebih dikenal dengan bunga tasbih memiliki tinngi yang mencapai 3 meter. Bunga ini tersusun atas sporifil dan lain-lain. Tumbuhan ini memiliki rimpang yang tebal . alamanda sp merupakan tumbuhan berkeping dua, memiliki bunga berwarna merah-kuning. Alamanda tergolong dalam bunga lengkap.
Vanda sp termasuk dalam tumbuhan angiosperma. Hal ini menurut pendapat Cambell (2004: 234),bahwa kebanyakan daun tumbuhan berbiji tertutup tunggal atau majemuk dengan komposisi beranekaragam. Bunga ini tersusun atas sporofil. Makrosporofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal buah didalamnya. Makrosporofik dan mikrosporofil terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Penyerbukan pada vanda sp bermacam-macam seperti autogam, anemogami, dan hidrogami. Caesalpina pulcherima merupakan kelompok tumbuhan perdu. Bunga dalam pembungaan recemus yaitu sumbu utama panjang, bunga dengan tangkai pendek tersebar pada sumbu utama. Bunga termasuk biseksual dengan 5 buah petal. Warna mahkota bunga merah-kuning.
Perbedaan antara angiosperma dan gymnospermae yaitu pada angiospermae memiliki ciri-ciri biji yang dihasilkannya terbungkus dalam daun buah, mengalami pembuahan ganda yaitu dalam pembuhan dihasilkan zigote dan endisperm atau tempat tersimpanya cadangan makanan. Menutut Ashari ( 2004: 56) angiosperma dibedakan menjadi dua kelas yaitu monocotyledoneae dan dicotyledoneae. Organ reproduksi pada angiospermae adadalah bunga.
Pada tumbuhan gymnospermae memiliki ciri-ciri letak biji berada diluar daun buah atau tidak dilindungi daun buah. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil. Dan padagymnospermae hanyaterjadi pembuahan tunggal. Alat reproduksi pada gymnospermae beruap stobilus jantan dan strobilus bitina. Hal ini sesuai dengan Anonimb (2011: 1). Contoh tumbuhan gymnospermae adalah Pinus merkusii, Cycas rumpii, dan Gnetum gnemon.